Deskripsi
Description
Kompleks Kagungan Dalem Masjid Gedhe Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (Mesjid Gedhe) Yogyakarta terletak di sebelah barat Alun-Alun Lor. Masjid Gedhe terdaftar sebagai Cagar Budaya Nasional pada tahun 2011 (SK Menteri NoPM.89/PM.007/MKP/2011). Masjid Gedhe (1.B.4.1) dibangun pada tahun 1773 M pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Atap masjid adalah struktur tiga lapis, meniru arsitektur periode Hindu-Budha Jawa. Masjid ini memiliki 48 tiang kayu yang terbuat dari kayu jati dan memiliki ukiran yang istimewa. Terdapat parit dangkal mengelilingi masjid yang mengingatkan pada kosmologi Hindu-Jawa yang melambangkan Alam Semesta dengan Gunung Mahameru yang dikelilingi oleh laut. Di depan Masjid terdapat dua Gedung Gamelan Pagongan (1.B.4.2), tempat alat musik Gamelan sakral bernama Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo, dimainkan pada saat upacara-upacara tertentu (seperti perayaan hari lahir Nabi Muhammad). Bangunan-bangunan ini terbuat dari tembok dengan atap sirap.
Di kompleks masjid ini juga terdapat Dalem Pengulon (1.B.4.3), yang dibangun pada tahun 1773 M bersamaan dengan pembangunan Masjid Gedhe pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Struktur ini terbuat dari kayu dan berbentuk pendopo tradisional. Selain sebagai tempat tinggal imam masjid, bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat upacara ritual seperti Garebeg Mulud dan pernikahan putra dan putri Sultan.
Masjid Gedhe memiliki arti yang amat penting bagi masyarakat setempat dan Kraton, selain digunakan sebagai tempat berdoa, juga untuk upacara dan festival penting. Masjid juga tetap mempertahankan fungsinya sebagai tempat upacara penting termasuk upacara Garebeg, pada saat itu alat musik gamelan dibunyikan dan gunungan (sesajen) dibawa untuk memulai rangkaian upacara selanjutnya. Selain itu, sesajen dari Kraton yang akan dibawa ke Makam Imogiri terlebih dahulu didoakan di kompleks masjid.
Alamat
Address
Alun-Alun Keraton, Jl. Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55132, Indonesia
Detil Atribut
Attribute Details
Attribute Type
Buildings
Attribute #
B.4
Component
1
Year Built
1773 CE
Ownership
The Sultanate
The Great Mosque (Mesjid Gedhe) Complex of Yogyakarta is situated to the west of the Alun-Alun Lor. The Great Mosque was registered as National Heritage in 2011 (SK Menteri NoPM.89/ PM.007/ MKP/2011). The Great Mosque (1.B.4.1) was constructed in 1773 CE during the reign of Sri Sultan Hamengku Buwono I. The roof of the mosque is a three-layered structure, modelled on Java’s Hindu- Buddhist period architecture.
The mosque has 48 wooden posts which are made from teak wood and include intricate carvings. A shallow moat encircles the mosque, recalling the Hindu-Javanese temple pattern, which represents the Universe with the Divine Mount Meru encircled by sea. In front of the Mosque, there are two Pagongan Gamelan Buildings (1.B.4.2), where the sacred Gamelan instruments named Kyai Guntur Madu and Kyai Nogowilogo, are played during certain ceremonies (such as the festival celebrating the birth of Muhammad). These buildings are masonry with tiled roof. The mosque complex also contains the Pengulon Priest House (Dalem Pengulon) (1.B.4.3), which was built in 1773 CE together with the construction of the Great Mosque during the time of Sri Sultan Hamengku Buwono I. This structure is made from wood and is in a traditional pendopo shape. Aside from being the residence of the imam of the mosque, the building also functioned as a centre for ritual services such as Garebeg Mulud and the marriages of the sons and daughters of the Sultan.
The Great Mosque has high significance to the local community and the Kraton, and is used as a place of prayer and also for important ceremonies and festivals. The mosque also retains its function in a number of important ceremonies including the Garebeg festivals, where the Gamelan musical instrument and gunungan (offerings) are brought out to start the parade. In addition, offerings that are taken to the Royal Tombs are given blessings in the mosque complex.